PPM Darul Mahfudz Canangkan Program “Jum’at Ekoteologi” Selaras dengan Program Kementerian Agama

Lekopadis, 19 September 2025 – Pondok Pesantren Modern (PPM) Darul Mahfudz terus menunjukkan komitmennya sebagai pusat pendidikan yang tidak hanya membentuk santri berakhlak mulia, tetapi juga peduli lingkungan. Salah satu langkah nyatanya adalah peluncuran program “Jum’at Ekoteologi”, sebuah kegiatan rutin yang memadukan praktik kebersihan, penghijauan, dan pengelolaan lingkungan berbasis nilai-nilai Islam.

Program ini dilaksanakan setiap hari Jum’at oleh seluruh santri, dewan guru, dan pengurus pesantren. Kegiatan mencakup kerja bakti membersihkan lingkungan pesantren, menanam pohon, mengelola sampah berbasis reduce-reuse-recycle, hingga refleksi ekoteologi yang dipandu oleh ustadz.

Direktur PPM Darul Mahfudz, Dr. H. Muhammad Dinar Faisal, menjelaskan bahwa kegiatan ini merupakan implementasi dari kurikulum berbasis cinta, yakni cinta Allah, cinta Rasulullah, cinta manusia, dan cinta lingkungan.

“Pesantren ini ingin menanamkan kesadaran bahwa menjaga lingkungan adalah bagian dari ibadah. Santri yang beradab harus peduli pada kebersihan dan kelestarian bumi. Dengan Jum’at Ekoteologi, kami melatih mereka mencintai alam sebagai manifestasi cinta kepada Sang Pencipta,” ungkap Dinar Faisal.

Program ini sejalan dengan arah kebijakan Kementerian Agama RI yang mendorong penguatan pendidikan karakter di pesantren, termasuk kepedulian pada lingkungan hidup. Dalam berbagai kesempatan, Kementerian Agama menekankan bahwa pesantren harus hadir sebagai lokomotif gerakan moderasi beragama, salah satunya dengan membangun kesadaran ekologis berbasis nilai-nilai Qur’ani.

Seperti termaktub dalam Al-Qur’an (QS. Al-A’raf [7]: 56), Allah mengingatkan agar manusia tidak membuat kerusakan di muka bumi setelah Allah memperbaikinya. Nilai inilah yang dijadikan dasar PPM Darul Mahfudz dalam menggerakkan para santri melalui program Jum’at Ekoteologi.

Selain itu, program ini juga dianggap relevan dengan visi Pemerintah Provinsi Sulawesi Barat untuk mewujudkan masyarakat maju dan sejahtera dengan menekankan pembangunan yang berwawasan lingkungan.

Menurut salah satu pendamping ekoteologi, program ini bukan hanya kerja bakti biasa, melainkan ruang pembelajaran aplikatif.

“Santri tidak hanya belajar di kelas, tetapi juga mempraktikkan tanggung jawab sosial dan ekologis. Dari sinilah mereka akan tumbuh menjadi generasi Qur’ani yang mencintai ilmu, menjaga adab, dan merawat alam,” jelasnya.

Dengan adanya Jum’at Ekoteologi, PPM Darul Mahfudz berharap pesantren dapat menjadi contoh nyata bahwa pendidikan Islam tidak terpisah dari tanggung jawab menjaga lingkungan, sekaligus mendukung penuh kebijakan Kementerian Agama dalam membangun kurikulum yang menumbuhkan cinta kasih dalam segala aspek kehidupan. (akm)